Dari sinilah kami tidak mengakui sistem pemerintahan apa pun yang tidak menekankan dan tidak bertumpu pada asas Islam. Kami juga tidak mengakui parti-parti politik yang ada dan berbagai bentuk pemerintahan konservatif yang dipaksakan oleh orang kafir dan musuh-musuh Islam untuk menerapkan dan mengamalkannya. Kami akan berusaha untuk menghidupkan sistem hukum Islam dalam setiap aspeknya dan membangun pemerintahan yang Islami dengan berasaskan sistem ini.
Setelah itu kami menginginkan agar setiap jengkal dari negeri-negeri kami yang muslim bergabung bersama kami. Negeri-negeri itulah yang dahulu dijajah dan dipecah belahkan oleh sistem politik Barat dan diporak-porandakan kesatuannya oleh cita-cita bangsa-bangsa Eropah.
Oleh kerana itu, kami tidak mengakui adanya pembahagian-pembahagian teritori atau persempadanan yang bersifat politik dan berbagai kesepakatan antarabangsa yang ada setelahnya, kerana hal itu semualah yang telah menjadikan negara Islam yang besar ini terpecah menjadi negara-negara kecil yang lemah, sehingga mudah dikuasai oleh penjajah. Kami tidak akan berdiam diri terhadap projek pembohongan kemerdekaan bangsa dan membiarkan mereka menjadi hamba abdi bagi bangsa lainnya. Mesir, Syiria, Irak, Hijaz, Libya, Tunis, Aljazair, Mauritania, dan setiap jengkal tanah yang di dalamnya terdapat seorang muslim yang berseru "Laa ilaaha Illallah", semua itu adalah Negara Islam Raya. Kami berusaha untuk memerdekakan, menyelamatkan, membebaskan, dan mempersatukan antara yang satu dengan lainnya.
Kalau penguasa Jerman memaksakan kehendaknya untuk melindungi setiap orang yang mengalir di tubuhnya darah Aria, maka sesungguhnya ajaran Islam mewajibkan kepada setiap muslim agar menjadikan dirinya sebagai pelindung bagi siapa saja yang relung jiwanya terisi oleh ajaran-ajaran Al-Qur'an. Oleh kerananya, dalam tradisi Islam, faktor kesukuan tidak boleh lebih dominan daripada faktor iman. Dalam Islam, akidah adalah segalanya. Bukankah hakikat iman seseorang itu tercermin dari pengungkapan cinta dan bencinya?
Setelah itu, kami menginginkan agar panji Islam kembali berkibar memenuhi angkasa raya. Dahulu, pada beberapa kurun waktu wilayah-wilayah ini pernah sejahtera dalam naungan Islam. Bergema di dalamnya suara muadzin dengan takbir dan tahlilnya. Kemudian, datanglah masa di saat para penjajah berupaya memadamkan cahayanya, maka kembalilah wilayah-wilayah itu kepada kekufuran. Andalusia, Cicilia, Balkan, negeri-negeri Itali bahagian selatan dan Cyprus, semua itu (dulu) merupakan wilayah Islam, dan di waktu akan datang ianya mesti kembali ke pangkuan Islam. Laut Tengah dan Laut Merah yang merupakan dua laut Islam juga mesti kembali seperti sedia kala.
Jika Jendral Mussolini berpendapat bahawa imperium Romawi dan negara-negara yang tergabung dalam imperium itu dahulu harus kembali ke dalam lingkungannya - yang itu hanya didasarkan atas cita-cita, tujuan dan desakan hawa nafsu - maka tentunya kita lebih berhak untuk mengembalikan kejayaan imperium Islam, yang pernah tegak di atasnya kebenaran dan keadilan, dan yang telah menebarkan cahaya hidayah kepada sekalian manusia.
Setelah itu, dengan berkibarnya panji Islam tadi kami bermaksud mendeklarasikan dakwah kami kepada seluruh alam, menyampaikannya kepada sekalian manusia, memenuhi seantero bumi dengan ajarannya, dan memaksa setiap penguasa yang diktator untuk tunduk kepadanya. Sampai akhirnya tidak ada lagi fitnah dan agama ini semuanya milik Allah. Saat itulah, kaum muslimin bergembira dengan pertolongan Allah. Allah menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Dia Mahaperkasa lagi Mahapemurah.
Akan bersambung dalam tajuk yang sama pada siri kuliah akan datang ....
Tiada ulasan:
Catat Ulasan